Ringkasan
Kota Sigli banyak menyimpan sejarah pada masa silam, menyangkut jalinan antara Aceh dengan Bugis tak lepas dari membicarakan jurusan perdagangan di Nusantara terhadap awal abad 15. Sejak era kuno pelayaran dan perdagangan dari Barat dan negara Tiongkok memerlukan pelabuhan area persinggahan buat lokasi membawa modal dan menumpuk barang. Untuk itu beberapa pelabuhan di Pidie lah sebagai tempat persinggahannya, salah satunya Pelabuhan Kuala Pidie. Tempat pariwisata di Sigli sangat banyak, diantaranya :- Air Panas Beungga
- Monumen Tsunami Kota Sigli
- Air Terjun Tangse
- Pesona Puncak Kule
- Pantai Mantak Tari
- Ujong Pi
- Menara Air Belanda di Blok Bengkel
- Makam Tengku Abdullah Di Tiro
- Lingkok Kuwieng
- Masjid Po Teumeureuhom (Mutiara Barat) Guha Tujuh (Laweung)
- Arung Jeram Tangse
- Krueng Geunie
- Waduk Rajui Padang Tiji
- Pantai Pelangi
- Masjid Abu Beureueh
- Lancang Garam
- Bendungan Pinto Sa
- Gunung Peut Sagoe
- Gunung Taleuk
- Teuraceu Angên Beungga
Sights
Map
Info
Sejarah terus berlanjut dengan kedatangan bangsa asing ke nusantara, diantaranya Portugis, Inggris dan Belanda. Misi dagang yang dibawa Belanda kemudian berujung dengan kekerasan bersenjata. Perang Aceh dengan Belanda pun berlangsung dalam waktu yang lama. Ketika pusat Kerajaan Aceh berhasil direbut Belanda pada 24 Januari 1874, serta Sultan Alaiddin Mahmud Syah mangkat pada 28 Januari 1874 karena wabah kolera. Maka pusat kerajaan Aceh dipindahkan ke Keumala, Pidie. Belanda baru bisa menguasai Aceh secara de facto pada tahun 1904, yaitu ketika Belanda dapat menduduki benteng Kuta Glee di Batee Iliek.